Rabu, 03 Oktober 2012

5 Kegiatan Urban yang Bisa Berakhir “Bencana”

Banyak kegiatan atau tradisi masyarakat atau kelompok dalam suatu negara atau budaya, yang menjadi hiburan tersendiri bagi para wisatawan. Beberapa diselenggarakan dalam format festifal, namun tidak sedikit pula yang berlangsung secara spontanitas adanya. Dari serangkaian “kegiatan” tersebut, tidak sedikit pula yang berakhir sesuai dengan rencana. Ada pihak tertentu ang merasa dirugikan atau terluka oleh adanya kegiatan tersebut. Berikut 5 kegiatan urban ang bisa berakhir bencana:

1. Festival Tomatina

La Tomatina adalah sebuah festival yang diselenggarakan di kota Valencia dari Bunol, sebuah kota yang terletak 30 km ke pedalaman dari Laut Mediterania di mana peserta melemparkan tomat dan terlibat dalam perkelahian tomat murni untuk bersenang-senang. Ini diadakan pada hari Rabu terakhir bulan Agustus, selama seminggu perayaan Bunol.
Tradisi ini memang nampak menyenangkan, tapi juga bisa menjadi bumerang bagi mereka ang sempit hatinya. Tak terima mendapat lemparan secara bertubi-tubi, bisa menyebabkan seseorang naik pitam. Atau, lumpur tomata ang tercipta sedemikian rupa, dapat pula menyebabkan seseorang jatuh terpeleset dan terinjak-injak.

2. Festival San Fermin

Salah satu festifal San Fermin yang ditunggu-tunggu banyak wisatawan adalah berlari dari kejaran banteng atau sapi-sapi yang mengamuk. Melibatkan ratusan orang yang berjalan di depan enam sapi dan enam sapi jantan sejauh 825 meter (0,51 mil) di jalan-jalan sempit di bagian kota tua Pamplona. Dan berakhir di arena adu banteng Pamplona, yang mengambil dimana sapi atau banteng tersebut akhirnya akan dibunuh.
Namun tidak sedikit pula jatuh korban luka hingga korban jiwa atas gelaran berbahaa yang satu ini. Para korban biasanya menderita luka-luka parah karena tertabrak, terinjak atau terseruduk oleh kawanan banteng yang sengaja dilepas tersebut.

3. Parkour

Parkour adalah aktivitas yang bertujuan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dengan efisien dan secepat-cepatnya, menggunakan prinsip kemampuan badan manusia. Itu berarti untuk menolong seseorang melintasi rintangan, yang bisa berupa apa saja di sekitar lingkungan dari cabang-cabang pohon dan batu-batuan hingga pegangan tangan dan tembok beton yang bisa dilatih di desa dan di kota.
Namun demikian Parkour juga tidak semudah yang dibayangkan. Dibutuhkan kondisi prima dengan olah tubuh yang cukup ketat untuk kita bisa meleawti “berbagai rintangan” dalam olahraga ini. Resiko yang ditimbulkanpun cukup serius, misalnya patah tulang atau cedera otot.

4. Flash Mob

Flash Mob dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang berkumpul pada waktu dan tempat yang telah ditetapkan untuk melakukan suatu hal seperti lelucon konyol yaitu berteriak selama 30 detik dan cepat menyebar sebelum polisi tiba.  Menggunakan ponsel, flash mob dapat mengubah tempat apabila yang pertama telah diganggu.
Tapi ada satu hal: massa adalah massa. Mendapatkan cukup banyak orang bersama-sama melakukan dan memikirkan hal yang sama secara spontan, dan hal itu dapat berpotensi membuat “bencana”. Seperti terjadinyanya kepanikan ang diakibatkan gerakan masa.

5. Lelucon Televisi (Pranks)

Akhir-akhir ini, begitu marak program acara di televisi yang menampilkan orang-orang yang dijebak dalam berbagai situasi aneh oleh para aktor sementara sebuah kamera tersembunyi merekam reaksi mereka. Acara ini tidak berisi suara apa pun, kecuali efek suara, tawa, dan musik.
Acara seperti itu begitu menyenangkan dan menghibur. Namun, dalam beberapa kasus, berpotensi pula menimbulkan ketidaksukaan bagi mereka yang sedang “dikerjain”. Ujung-ujungnya, rasa malu yang teramat sangat, dapat menyebabkan orang bisa naik pitam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar